Namun, pengalaman tujuh negara pengirim tentara ke peperangan ini menjadi bahan inspirasi dan pertimbangan.
Negara mana saja yang mengirim tentara wanita ke peperangan?
1. Australia
Inilah negara yang akhir-akhir ini gencar menghapus aturan yang menghambat keterlibatan tentara wanita terjun di peperangan.Pada 2011, Kementerian Pertahanan Australia mengumumkan, sebanyak 7 persen posisi di militer sebaiknya diberikan kepada wanita, termasuk pasukan khusus, infantri, artileri. Australia termasuk negara pemasok pasukan terbesar dalam konplik Afganistan. Sebanyak 10 persen di antaranya adalah tentara wanita.
2. Kanada
Pada 1989, Kanada membuka semua peran dalam peperangan kepada wanita, kecuali di kapal selam perang. Pada pada 2000 wanita diberi lampu hijau untuk mengabdi di pasukan kapal selam.Tiga tahun kemudian sudah muncul wanita pertama sebagai kapten di kapal Kanada, sementara wanita lain menjadi wanita pertama yang wakil komandan unit perang.Sekarang, secara kasar ada 15 persen tentara wanita dan 2 persen di antaranya (99 orang) berada di unit perang. Mereka bahkan sudah bertugas dalam perang melawan Taliban.
3. Denmark
Pada 1988, Denmark memiliki kebijakan total inklusi yang mengoptimalkan kemampuan wanita untuk ikut berperang di garis depan. Penelitian Denmark menunjukkan, wanita bisa berperan seperti pria di peperangan.Meski semua pos militer di Denmark terbuka buat wanita, namun rata-rata wanita gagal karena tak memenuhi persyaratan fisik.
4. Perancis
Tentara wanita di Perancis jumlahnya hampir 20 persen dan bisa bertugas di semua pos, kecuali di kapal selam dan pasukan anti huru-hara. Meski dibolehkan masuk pasukan perang, namun kebanyakan tentara wanita memilih pos lain. Hasilnya, tentara wanita Perancis yang bertugas di garis peperangan hanya 1,7 persen.
5. Jerman
Pada 2001, Jerman membuka lowongan kepada wanita untuk masuk ke pasukan perang.Ternyata, banyak wanita yang tertarik bertugas di garis perang. Bahkan, pada 2009, secara kasar Jerman sudah memiliki 800 tentara wanita yang bertugas di garis peperangan.
6. Israel
Pada 1985, Israel Defense Force (IDF) memulai merekrut wanita ke dalam posisi pasukan perang. Dan, sejak 209, sudah banyak tentara wanita di artileri, pasukan khusus, dan pasukan anti pesawat. Sebuah studi yang dilakukan IDF pada 202 menunjukkan, wanita terkadang justru menunjukkan kemampuan superior dalam perang, baik di segi disiplin, motivasi, maupun kemampuan menembak.
7. Norwegia
Pada 1985, Norwegia menjadi negara pertama anggota NATO yang membolehkan tentara wanita bertugas di peperangan, termasuk di kapal selam. “Meski sedikit wanita yang tertarik masuk infantri dan cavaleri, namun mereka menunjukkan kemampuan luar biasa,” jelas Kolonel Inbgrid Gjerde, perwira wanita di pasukan infantri Norwegia. (National Geographic)
0 komentar:
Posting Komentar